SELAMAT DATANG DI BLOG " CATATAN BIDAN MARIA". SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERMANFAAT.

Kamis, 11 November 2010

Tinjauan Pustaka Asuhan Kehamilan

Asuhan Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saefuddin, 2006 : 89).

Pertimbangan umur kehamilan dengan perkiraan berat janin dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kehamilan kurang dari 22 minggu sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.

2. Kehamilan dari 28 minggu sampai 36 minggu dengan berat janin 1001-2499 gram bila terjadi persalinan disebut prematurus.

3. Kehamilan berusia 37 minggu sampai 40 minggu dengan berat janin lebih dari 2500 gram disebut aterm.

4. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau serotinus. (Manuaba, 2007: 130)

Ruang lingkup asuhan yang dilakukan dalam studi kasus ini dimulai dari kehamilan trimester ke tiga. Kehamilan trimester ke tiga adalah kehamilan yang dimulai dari bulan ke 7 sampai dengan bulan ke 9.

1. Tujuan Asuhan Kehamilan

Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk :

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan masa nifas.

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan masa nifas.

c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

(Manuaba, 2007 : 187)

2. Langkah-Langkah Asuhan Kehamilan

Asuhan kehamilan yang dilakukan untuk memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami oleh setiap ibu dan keluarganya juga mendeteksi setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu asuhan kehamilan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendeteksi ibu dalam kehamilannya.

a. Pengkajian

Data-data yang dikaji dalam asuhan kehamilan adalah sebagai berikut :

1) Data Subyektif

a) Biodata

(1) Umur

Usia ibu yang paling baik untuk melalui kehamilan yaitu pada usia antara 20 sampai 34 tahun. Karena ibu yang berusia lebih muda (13 sampai 14 tahun) memiliki peluang tinggi untuk melahirkan bayi premature atau mengalami retardasi pertumbuhan. Sedangkan masalah yang dihadapi wanita hamil dengan usia yang lebih tua (34 tahun atau lebih) adalah bayi berat lahir rendah atau bayi kecil yang tidak sesuai dengan umur kehamilan. Oleh karena itu umur perlu dikaji dalam asuhan kehamilan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. (Wheleer, 2004 : 5)

(2) Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien juga merupakan hal yang penting untuk mengetahui klien berada dalam keadaan yang aman dan tidak mengganggu kehamilannya. Pekerjaan yang berat atau lebih banyak berdiri atau berjalan lebih dari 5 jam perhari dapat mengakibatkan kelahiran premature dan bayi yang lahir dengan berat lahir rendah. Oleh karena itu pekerjaan perlu dikaji dalam asuhan kehamilan untuk mencegah faktor-faktor yang berasal dari pekerjaan yang dapat mengganggu kehamilan. (Wheleer, 2004 : 62)

(3) Ras dan etnik

Ras dan etnik harus diidentifikasi untuk memberikan perawatan yang peka budaya terhadap klien. Latar belakang budaya yang berbeda memiliki tradisi yang dapat mempengaruhi klien dalam menghadapi kehamilan. Hal ini perlu dikaji dalam asuhan kehamilan untuk mengetahui sikap ibu dalam menghadapi kehamilan yang dilihat dari segi ras dan etnik. (Wheleer, 2004 : 52)

(4) Agama

Pilihan agama klien juga harus dikaji untuk mengetahui tradisi keagamaan yang biasa dilakukan dalam kehamilan. Oleh karena itu hal ini perlu dikaji dalam asuhan kehamilan untuk melihat tradisi keagamaan yang dapat mempengaruhi kehamilan. (Wheleer, 2004 : 64)

(5) Tempat tinggal

Mendapat informasi tempat tinggal klien, seberapa sering ia pindah, bagaimana keadaan rumahnya, jumlah individu dan keamanan di tempat tinggalnya. Oleh karena itu tempat tinggal klien perlu dikaji untuk mengetahui apakah mempengaruhi kehamilan. (Wheleer, 2004 : 62)

b) Keluhan-keluhan yang sering dirasakan pada kehamilan trimester III sebagai berikut :

(1) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati ini adalah ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester ke tiga, yang disebabkan karena 3 hal yang pertama relaksasi spingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron. Yang kedua Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus. Dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar. (Carolyn, 2006 : 538)

(2) Sering BAK

Pada bulan-bulan pertama, kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. (Wiknjosastro, 2007: 97)

(3) Oedema kaki

Oedema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul. (Carolyn, 2006 : 540)

(4) Sesak nafas

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan Trimester III ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam, dan bagian bawah thoraxnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik. (Wiknjosastro, 2007 : 96)

(5) Konstipasi

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motalitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. (Carolyn, 2006 : 539)

c) Riwayat kehamilan saat ini

Riwayat kehamilan sekarang yang meliputi kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), gerak janin (kapan mulai dirasakan, kapan mulai ada perubahan), tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja), keluhan yang lazim dalam kehamilan, penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), dan kekhawatiran yang dirasakan. (Mandriwati, 2007 : 24)

d) Riwayat kehamilan yang lalu

Riwayat kehamilan yang lalu meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vacum, atau seksio sesaria); riwayat perdarahan pada persalinan, pasca persalinan; hipertensi akibat kehamilan pada kehamilan terdahulu; berat badan bayi kurang dari 2,5 kg atau lebih dari 4 kg, bayi kembar; masalah-masalah lain yang dihadapi. Pentingnya mengetahui riwayat ini adalah untuk dapat mengetahui dalam memberikan asuhan kehamilan (konseling, tindakan lanjut dan rencana persalinan). (Mandriwati, 2007 : 24)

e) Riwayat kesehatan ibu dan keluarga

Untuk dapat mengetahui riwayat kesehatan yang dialami oleh ibu dan keluarga termasuk penyakit dahulu dan sekarang (penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes melitus, malaria, penyakit menular seksual (PMS) atau HIV / AIDS, dan lain-lain), serta imunisasi tetanus toksoid (TT). (Mandriwati, 2007 : 24)

f) Adaptasi psikologi

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis. Perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional dan kompleks pada kehamilan trimester III memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.

Reaksi psikologis pada trimester III berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi. (Saefuddin, 2006).

g) Riwayat sosial ekonomi

Yang meliputi status perkawinan, reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan, riwayat keluarga berencana (KB), dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi dengan perhatian terhadap vitamin A dan zat besi, kebiasaan hidup sehat termasuk kebiasaan merokok, minum obat/alcohol, olahraga, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, serta tempat melahirkan dan penolong dalam persalinan.

Dari informasi riwayat social ekonomi dapat diketahui dukungan terhadap ibu dan pengambilan keputusan dalam keluarga, sehingga membantu ibu dalam merencanakan persiapan persalinan yang lebih baik. (Mandriwati, 2007 : 24-25)

2) Data Obyektif

a) Keadaan umum

Bidan dapat melihat keadaan umum ibu dengan pertama kali melakukan observasi kepada ibu ketika pertama kali bertemu. Keadaan umum awal yang dapat diamati oleh bidan meliputi adanya kecemasan, kemarahan atau peka. (Salmah, 2006 : 135)

b) Pemeriksaan fisik

(1) Tinggi Badan

Tujuan pengukuran tinggi badan pada ibu hamil adalah untuk mengetahui tinggi badan ibu sehingga bisa mendeteksi faktor resiko. Faktor resiko terhadap kehamilan yang berhubungan dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul. Sering dijumpai pada ibu yang pendek, rongga panggulnya sempit. Namun ada juga ibu hamil yang pendek memiliki rongga panggul yang normal. (Mandriwati, 2007 : 39)

(2) Berat Badan

Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil yang berkisar antara 9-13,5 kg. Sedangkan penimbangan berat badan pada trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu. Kenaikan berat badan setiap minggu pada kehamilan triwulan III yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg.

Bahaya kenaikan berat badan yang berlebih pada ibu hamil meliputi :

(a) Bayi besar resiko kesulitan saat persalinan

(b) Pada kehamilan triwulan III merupakan tanda bahaya kemungkinan terjadinya preeklampsia

(c) Bisa merupakan gejala penyakit diabetes militus pada ibu hamil

Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebih meliputi :

(a) Janin tidak berkembang

(b) Kurang gizi dan anemia sehingga mengalami kesulitan saat melahirkan. (Mandriwati, 2007 : 33)

(3) Tekanan Darah

Selama hamil menyebabkan peningkatan volume darah, curah jantung, dan frekuensi jantung. Tekanan darah turun pada kehamilan trimester I meningkat sejak pertengahan kehamilan sampai titik maksimal pada trimester III.

Tekanan darah normal bila tekanan darah sebelum hamil dan saat hamil berkisar 10 mmHg. Ibu hamil mempunyai tekanan darah tinggi apabila systole >140 mmHg, diastole >100 mmHg, sedangkan ibu hamil mengalami tekanan darah rendah apabila systole <90>

(4) Pernafasan

Pengkajian pernafasan pada ibu hamil dilaksanakan setiap ibu hamil melakukan kunjungan antenatal di unit pelayanan kebidanan. Tujuan pengkajian pernafasan pada ibu hamil adalah mendeteksi secara dini adanya penyakit yang berhubungan dengan pernafasan yang kemungkinan sebagai penyulit kehamilan dan diprediksi akan membahayakan keselamatan ibu dan janin selama kehamilan dan menghambat jalannya persalinan. (Mandriwati, 2007 : 68)

(5) Nadi

Pada masa kehamilan terjadi peningkatan frekuensi jantung sejak usia kehamilan 4 minggu sekitar 15-20 denyut per menit, kondisi ini memuncak pada usia gestasi 28 minggu. Hal ini disebabkan peningkatan curah jantung dan isi sekuncup akibat total volume darah. Penurunan frekuensi juga terjadi selama kehamilan trimester III, perubahan posisi juga berpengaruh pada frekuensi denyut jantung. Pada posisi terlentang dan duduk, frekuensi lebih tinggi daripada ibu dengan posisi dorsal rekumben. Perubahan ini biasanya dapat disebabkan adanya anemia ringan. Pada wanita dewasa normal, frekuensi denyut jantung yang teratur kira-kira 70 denyut per menit dengan rentang antara 60-100 denyut per menit. (Mandriwati, 2007 : 61)

(6) Suhu

Akibat adanya peningkatan hormon progesterone yang disertai dengan peningkatan metabolisme tubuh ibu hamil, jumlah panas yang dihasilkan juga meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh yang konstan pada ibu hamil 0,5°C, meskipun pada ibu hamil sudah ada upaya kompensasi seperti pengeluaran panas lewat pernafasan dan pengeluaran keringat. (Mandriwati, 2007 : 55)

(7) Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ukuran lingkar lengan bagian atas. Ukuran ini digunakan sebagai indicator untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm. Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang. (Mandriwati, 2007 : 113)

(8) Kepala

Dapat menggambarkan personal hygiene ibu, dilihat dari kebersihan kulit. Ibu yang memiliki rambut pirang mungkin mengalami kekurangan protein. (Mandriwati, 2007 : 73)

(9) Muka

Inspeksi muka ibu, jika pucat mungkin ibu anemis. Palpasi bagian dahi ibu oedema atau tidak, adanya oedema yang menetap curigai adanya preeklamsia. (Mandriwati, 2007 : 73)

(10) Mata

Inspeksi konjungtiva ibu berwarna kemerahan atau pucat jika pucat kemugkinan ibu memiliki anemia. Sklera yang putih atau ikterik (kuning), sklera ikterik kemungkinan ibu memiliki gangguan pada hati atau liver. (Mandriwati, 2007 : 73)

(11) Hidung

Ibu yang memiliki polip dapat mengganggu pernafasannya, lihat adanya secret. (Mandriwati, 2007 : 73)

(12) Telinga

Adanya nyeri tekan pada tragus dapat menggangu saat ibu bersalin atau pada saat ibu meneran. Ataupun adanya infeksi jika adanya nyeri tekan. (Mandriwati, 2007 : 74)

(13) Mulut

Adanya karies pada gigi dapat menggambarkan ibu yang kekurangan kalsium. (Mandriwati, 2007 : 73)

(14) Leher

Pembesaran pada kelenjar thyroid mungkin ibu kekurangan yodium. Pembesaran pada kelenjar limfe, ibu mengalami infeksi. Sedangkan ibu yang mengalami pembesaran pada vena jugularis mungkin ibu mempunyai gangguan pada jantung. (Salmah, 2004 : 67)

(15) Payudara

Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi adanya massa yang mungkin ganas atau kanker. Puting susu yang menonjol kedepan, kemungkinan nanti bayi tidak akan mengalami kesulitan saat menghisap. (Wheleer, 2004 : 74-79)

Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktivitas hormon, jaringan glandular dari payudara dan puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan. (Salmah, 2004 : 66)

(16) Abdomen

Adanya bekas luka operasi, jika ibu pernah mengalami Seksio Caesaria (SC) di kehamilan sebelumnya maka untuk kehamilan ini ibu harus berkonsultasi dengan dokter.

(a) Inspeksi

- Ukuran : mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot abdomen yang kendur, kehamilan kembar, poli dan oligohidramnion, ukuran dan letak janin, fibroid uterus dan usia gestasi.

- Bentuk : dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi janin, misal; cekungan pada umbilicus dapat menjadi indikasi adanya posisi oksipito posterior.

- Perubahan kulit, misal; linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda bedah abdomen sebelumnya.

- Pergerakan janin (Johnson, 2004 : 3)

(b) Palpasi

Palpasi dibagi menjadi tiga aspek : palpasi fundus, lateral dan panggul.

Palpasi fundus, mempunyai dua tujuan :

- Mengkaji perkiraan usia gestasi dengan mengukur tinggi fundus.

- Menunjukkan indikasi letak dan presentasi janin, menurut kutub janin (kepala atau bokong).

Tinggi fundus uteri bertambah sesuai dengan pertumbuhan janin, tetapi paritas ibu, ukuran dan kandung kemih yang penuh, letak lintang dan jumlah janin dapat mempengaruhi tinggi fundus. Tinggi fundus dapat dikaji melalui dua cara :

· Menggunakan indicator tradisional yang menggunakan struktur anatomi pada abdomen.

· Mengukur dengan meteran. Dilakukan pengukuran dari tepi atas simfisis pusat ke bagian atas fundus, meteran mengikuti dinding perut (Johnson, 2004: 3)

Rumus TBJ :

BB : (TFU-13) x 155 jika di atas spina ishiadika

BB : (TFU-12) x 155 jika di antara spina ishiadika

BB : (TFU-11) x 155 jika di bawah spina ishiadika

BB : Berat Badan, TFU : jarak simfisis-fundus uteri.

Palpasi lateral mengkaji badan utama dari uterus untuk mengidentifikasi posisi janin dan konfirmasi letak janin. Bagian punggung biasanya lebih keras dan lebih rata, sedangkan anggota badan akan teraba tidak teratur, dengan bagian uterus yang lebih lunak. Palpasi lateral juga memberikan informasi tentang : ukuran janin, tonus uterus, jumlah cairan amnion dan gerakan janin. (Johnson, 2004 : 5)

Palpasi panggul mengkaji presentasi, misal; bagian janin yang berada di segmen bawah uterus atau pintu atas panggul. Dari palpasi panggul dapat ditentukan :

- Apakah janin dalam keadaan fleksi

- Apakah bagian terendah janin telah masuk ke rongga panggul

- Bagaimana gerakan janin, bila bagian terendahnya belum masuk ke rongga panggul (Johnson, 2004 : 7)

Palpasi Leopold

- Leopold I adalah untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri dan untuk menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri .

- Leopold II adalah untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian samping kanan dan samping kiri uterus.

- Leopold III adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus, dan untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu.

- Leopold IV adalah untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum, dan untuk menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu. (Mandriwati, 2007: 89-92)

(c) Auskultasi

Untuk menentukan denyut jantung hidup normalnya 120-160 x/menit, frekuensinya teratur atau tidak, puctum maksimum dibawah sebelah kanan/kiri. Kalau bayi denyut jantungnya kurang dari 120x/menit atau lebih dari 160x/menit maka janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan oksigen) yang disebut gawat janin. (Mandriwati, 2007 : 103)

(17) Ekstremitas

Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pemeriksaan adanya oedema tungkai mendeteksi kemungkinan ibu mengalami preeklamsia. Pengkajian pada ekstremitas meliputi refleks tendon dalam atau refleks patella, hiperrefleksia sebagai tanda preeklampsia. (Wheleer, 2004 : 79)

(18) Genitalia

Pemeriksaan genitalia eksterna dilakukan untuk mencari adanya lesi, perubahan warna. Adanya lesi kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes. (Wheleer, 2004 : 81)

(19) Costo Vertebra Angle Tenderness (CVAT)

Diperiksa dengan cara diketuk di bagian pinggang dan jika ibu merasakan nyeri menunjukkan adanya gangguan pada ginjal. (Suseno, 2009 : 57)

c) Pemeriksaan penunjang

(1) Pemeriksaan darah :

(a) Golongan darah

Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila diperlukan transfusi darah saat persalinan. (Salmah, 2006 : 138)

(b) Hemoglobin

Menghitung kadar hemoglobin pada kunjungan umur kehamilan 28 minggu dan 36 minggu. Kadar hemoglobin yang normal pada ibu hamil 11gr%. (Stright, 2005 :148)

(2) Pemeriksaan urine

(a) Glukosa

Mengantisipasi diabetes, dilakukan pada usia kehamilan 24 minggu dan 28 minggu. (Stright, 2005 : 148)

(b) Protein

Protein untuk mengantisipasi infeksi saluran kemih atau gangguan hipertensi pada kehamilan. (Salmah, 2004 : 137)

b. Penatalaksanaan

Nasehat-nasehat yang diberikan untuk ibu hamil :

1) Nutrisi

Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna, karena kebutuhan akan protein, dianjurkan tambahan sebutir telur sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil. (Wiknjosastro, 2007 : 161)

Pada wanita hamil biasanya ada peningkatan konsumsi makan hingga 300 kalori/hari, mengkosumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan tentunya dengan menu seimbang. (Saefuddin, 2006 : 95)

2) Wanita pekerja di luar rumah

Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerja sesuai dengan kemampuan dan makin sering dikurangi dengan semakin tua kehamilan. (Wiknjosastro, 2007 : 162)

3) Hubungan seksual

Hubungan seksual tidak dihalangi kecuali bila ada riwayat :

a) Sering abortus

b) Perdarahan pervaginam

c) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati

d) Bila ketuban pecah, koitus dilarang

e) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus → partus prematurus. (Wiknjosastro, 2007 : 160)

4) Olahraga saat hamil

Kegunaan dari gerak badan adalah sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan melelahkan dilarang, dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar. (Wiknjosastro, 2007 : 161)

5) Pakaian hamil

a) Pakaian yang digunakan harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

b) Pakailah BH yang menyokong payudara.

c) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi.

d) Pakaian dalam yang selalu bersih. (Wiknjosastro, 2007 : 160)

6) Pemeliharaan payudara

Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi, perlu perhatian yang seksama. Dengan BH yang longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. (Wiknjosastro, 2007 : 160)

7) Jadwal istirahat dan tidur

Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat yang teratur selalu dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. (Wiknjosastro, 2007 : 162)

8) Pemberian obat-obatan

Pengobatan penyakit selama hamil harus selalu memperlihatkan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil.

b) Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.

c) Obat yang aman diberikan tetapi tidak ada keterangan yang lengkap.

d) Obat atau badan-bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama.

e) Obat atau bahan kimia yang aman bila diberikan pada kehamilan yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil. (Wiknjosastro, 2007 : 162)

9) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik

Sebaiknya pada masa kehamilan ibu tidak melakukan ketiga kebiasaan ini. Merokok dapat menyebabkan retardasi dalam pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat badan rendah, begitu juga alkohol dan narkotika akan memiliki resiko yang signifikan untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital. (Wiknjosastro, 2007 : 162)

10) Imunisasi

Tujuan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) kepada ibu hamil adalah untuk memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus.Waktu pemberiannya selama kehamilan diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc. (Mandriwati, 2007 : 141)

11) Tanda-tanda bahaya pada kehamilan

Memberikan nasehat pada ibu untuk segera mencari pertolongan segera jika mengalami tanda-tanda bahaya sebagai berikut :

a) Perdarahan pervaginam

b) Sakit kepala lebih dari biasa

c) Ibu muntah berlebihan dan tidak mau makan

d) Pembengkakan pada tangan dan wajah

e) Keluar air ketuban sebelum waktunya

f) Demam tinggi

g) Janin tidak bergerak seperti biasanya. (DepKes RI, 2009 : 5)

12) Jadwal Pemeriksaan ANC

a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

b) Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.

c) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.

d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.

e) Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan.

(Manuaba, 2007 : 188)

Tidak ada komentar: